Langsung ke konten utama

Bocah Terserang Infeksi Kena Isu Tewas karena Dibully

Bocah Terserang Infeksi Kena Isu Tewas karena Dibully

Seorang bocah berinisial FA di Bekasi diisukan tewas akibat bullying oleh teman sepermaianannya. Informasi ini pun menyebar viral di lini massa.

Foto-foto dan video korban tersebar di media sosial. Foto dan video tersebut dinarasikan sebagai korban FA yang meninggal karena di-bully teman mainnya, dipukul dan ditendang.

detikcom menelusuri informasi tersebut dengan mendatangi rumah kontrakan di RT 4 RW 5 Kelurahan Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi. Sayangnya, keluarga korban sudah tidak lagi tinggal di kontrakan setelah membawa pulang jenazah korban ke Majalengka, Jawa Barat.

Ketua RT 4 Jatimelati, Rahmatullah, membenarkan soal kematian korban tersebut. Namun Rahmatullah menyebut korban meninggal bukan karena penganiayaan, melainkan karena sakit.

"Kalau luka karena memar itu nggak mungkin, karena hasil kedokteran dari rumah sakit itu (korban meninggal karena) tetanus," ujar Rahmatullah ketika ditemui di kediamannya, RT 4 RW 5 Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi, Senin (9/9/2019) malam.

Tetanus adalah kondisi di mana terdapat kerusakan sistem saraf yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri. Tetanus disebabkan oleh salah satu bakteri yang disebut clostridium tetani.


Rahmat mengaku tidak tahu soal adanya bullying ataupun penganiayaan fisik terhadap korban oleh teman-temannya. Menurut Rahmat, isu yang berkembang di media sosial itu masih simpang siur.

"Saya nggak tau isu-isunya berantem atau apa ya. Itu simpang siur, nggak tahu permasalahannya apa, ternyata pas dijenguk ya (meninggal) karena tetanus," ujar Rahmat.

Korban disebut Rahmat meninggal di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat 30 Agustus 2018. Jasad korban sudah dimakamkan di Majalengka.

Kematian korban yang diisukan akibat bully ini juga sampai di telinga polisi. Polisi turun tangan mengecek kebenaran informasi yang tersebar di media sosial itu.

"Polisi masih ngecek semua, karena 'kan cuma viral di medsos. Medsos sendiri 'kan simpang siur," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Arman ketika dihubungi, Selasa (10/9/2019).

Polisi masih mengumpulkan informasi terkait kematian korban itu. Selain itu, polisi juga mencari informasi rekam medis korban ke sejumlah rumah sakit.

"Alamatnya ada yang ngomong di Pondok Gede, kita cari di Pondok Gede belum ketemu juga. Anggota lagi dicari semua dari kemarin. Alamatnya, cari di rumah sakit juga belum ada info," lanjut Arman.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Pondok Gede AKP Supriyanto mengatakan pihaknya telah mengecek informasi tersebut ke lokasi dan meminta keterangan sejumlah tetangga. Namun tidak ada keterangan tetangga yang menyebutkan korban tewas akibat bully.

"Jadi begini ceritanya, begitu anak itu meninggal, katanya dipukuli, saya ke TKP. Begitu saya ke TKP nggak ada tuh pemukulan, cerita dari pada warga," kata AKP Supriyatno saat dihubungi detikcom, Selasa (10/9/2019).

Berdasarkan keterangan tetangga kepada polisi, sebelumnya korban bermain dengan teman-temannya. Kejadian itu disebutnya terjadi pada Agustus 2019 lalu.

"Sebelum meninggal, seminggu sebelumnya itu dia sama teman-temannya biasalah main, bulan Agustus itu dia katanya jatuh, habis lari-larian. Dia dibawa ke rumah sakit," kata Supriyanto.

Hal ini diperkuat berdasarkan rekam medis korban yang menyebutkan bahwa korban meninggal karena tetanus. Namun apa yang menyebabkan korban tetanus, polisi belum bisa mengetahuinya.

"Di rumah sakit, hasil rekam medis, meninggalnya itu karena tetanus. Kalau tetanus di (organ) mana kita juga nggak tahu. Nah tetanus 'kan kalau menyangkut masalah tetanus mungkin kena apa kan kita nggak tahu juga," jelas Supriyanto.

Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi ikut menyoroti kasus kematian FA ini, KPAD ikut turun tangan menginvestigasi terkait kronologi kematian korban.

"Kemarin dari hari Sabtu, sudah beredar infonya juga. Tapi persis lokasinya kemarin koordinasi sama Polres, itu belum dapat itu. Kemarin juga belum dapat info detailnya," ujar Ketua KPAD Kota Bekasi Aris Setiawan, ketika dihubungi, Selasa (10/9/2019).

KPAD belum menerima laporan dari pihak keluarga terkait dugaan bully tersebut. KPAD juga masih mencoba menghubungi keluarga korban untuk mendapatkan informasi yang utuh terkait kematian korban.

"Iya (masih diselidiki), kemarin kita ngecek-ngecek Facebook sama Instagram ibunya (korban) cuma memang detailnya belum dapat," ujar Aris.

Aris menyarankan agar keluarga korban melapor ke KPAD agar tidak menimbulkan kesimpang siuran. KPAD juga akan memfasilitasi dan mengawal keluarga korban untuk melapor ke Polres Metro Bekasi Kota.

"Ya harusnya bikin laporan baik ke KPAD ataupun ke kepolisian untuk tindak lanjuti 'kan kalau terlepas dari itu memang benar terjadi gitu. Jadi memang sebaiknya karena sekarang aparat kepolisian sudah terbuka, kalau ada kasus pengaduan saya pikir, alangkah baiknya langsung ke kepolisian atau ke KPAD. Kalau ke KPAD kita arahkan untuk bikin laporan ke kepolisian," tandas Aris.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Racun Abrin Hasil dari Biji Daun Saga Penyebab Kematian Kah?

Polisi menemukan rencana terduga teroris di Cirebon untuk membuat bom kimia dengan racun abrin . Racun tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bom kimia. Abrin sendiri adalah racun alami yang terdapat pada biji tanaman rosary pea atau jequirity pea (Abrus precatorius - saga rambat). Biji tersebut mempunyai tampilan berwarna merah, dengan bintik hitam di ujungnya. Abrin dapat menyebabkan keracunan dengan menghambat sel-sel pada tubuh manusia untuk membentuk protein yang dibutuhkan. Tanpa protein tersebut, sel-sel di tubuh akan mati dan berdampak fatal. Dikutip dari Medicinenet, abrin dapat menyebabkan keracunan. Gejala awal keracunannya dapat terjadi 8 jam setelah masuk ke tubuh. Kondisi yang mungkin terjadi seperti, gangguan pernapasan (sulit bernapas), demam, batuk, mual, dan sesak di dada. Selain itu, abrin dapat menyebabkan keringat yang berlebihan, hingga cairan tersebut menumpuk di paru-paru (edema paru). Keadaan ini akan membuat kesulitan bernapas dan kulit membiru. J

Pentingnya Mandi di Pagi Hari Meskipun Libur

Libur atau tidak, tampaknya sudah tidak alasan untuk tidak mandi pagi . Membersihkan diri sebelum beraktivitas berdampak baik pada kesehatan tubuh. "Mandi pagi memberi waktu tubuh untuk meditasi, fokus, dan mengembalikan energi sebelum memulai aktivitas. Pikiran yang fokus dan tenang menurunkan peradangan pada kulit dengan mempertahankan kadar hormon kortisol dalam tubuh," kata associate clinical professor of dermatology Mona Gohara, MD, dari Yale School of Medicine dikutip dari Independent. Bagi yang terbiasa mencukur rambut tubuh, saat sebelum mandi pagi adalah yang terbaik. Menurut Gohara, kandungan trombosit cenderung tinggi pada pagi hari sehingga darah tidak terlalu banyak jika terjadi luka. Kulit juga terlihat dalam kondisi paling baik usai bercukur dan mandi pagi. Manfaat mandi pagi ternyata tidak hanya yang telah disebutkan, berikut 4 manfaat lain mandi pagi. 1. Membersihkan minyak di kulit Bagi yang punya kulit berminyak, mandi pagi menjadi hal yang tida

Waspada! Gejala Alergi pada Bayi setelah Mengonsumsi Susu Sapi

Ciri-ciri bayi alergi susu sapi sangat penting untuk diketahui oleh para orangtua. Biasanya gejala alergi susu sapi pada bayi bisa nampak pada saluran pencernaan, kulit, atau saluran pernapasan usai mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung susu sapi. Sebenarnya alergi yang muncul setelah mengonsumsi susu sapi ini merupakan suatu hal yang jarang terjadi. Sebagian besar bayi yang mengalami alergi susu sapi, biasanya dapat mengatasi hal tersebut setelah mereka melewati usia 4 tahun, dan hanya sedikit yang alerginya bertahan hingga dewasa. Biasanya alergi susu sapi sering disamakan dengan intoleransi laktosa, padahal kedua hal tersebut adalah dua masalah yang berbeda. Alergi susu sapi biasanya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi terhadap salah satu protein yang terdapat di dalam susu. Sedangkan intoleransi laktosa terjadi ketika bayi kesulitan mencerna laktosa, yang merupakan gula alami yang ditemukan dalam susu. Ciri-ciri bayi alergi susu sapi bisa muncul men