Banyak orang menganggap rokok elektrik jauh lebih aman dari merokok. Namun, sejatinya tidak. Peneliti dari Australia menemukan bahwa rokok elektrik seperti vape yang mengandung perisa mempengaruhi sensitivitas di jalan napas tikus percobaan terhadap tungau debu yang kerap jadi pemicu asma.
Seperti rasa Black Licorice (akar manis) dapat memicu peradangan yang berujung dengan batuk, sesak napas, hingga tak bisa bernapas bagi pasien dengan penyakit kronis. Sementara itu rasa Cinnacide (kayu manis) menyebabkan naiknya rasa sensitif jalan napas dan rasa Banana Pudding mampu memperburuk luka pada jaringan.
"Hal ini sangat penting bagi mereka yang mempunyai masalah pernapasan, yakni mereka yang rentan terhadap efek merokok. Sebagian besar pengguna rokok elektrik menggunakan liquid berperisa, tetapi ada bukti bahwa perisa tersebut beracun ketika terhirup," jelas Dr David Chapman, peneliti dari the University of Technology Sydney.
Penggunaan vape terus meningkat beberapa tahun belakangan ini. Sebanyak 15 persen siswa sekolah menengah di Amerika Serikat menggunakan vape di tahun 2015, naik dari 1,5 persen di tahun 2011 silam.
Peneliti juga mengingatkan bahwa meskipun vape kerap dianggap lebih aman dari rokok yang dibakar, sebenarnya masih ada senyawa berbahaya di dalamnya.
Komentar
Posting Komentar