Vitamin C merupakan salah satu jenis vitamin yang paling populer karena kaya akan manfaat sehat bagi tubuh seperti manfaat antioksidan, mencegah peradangan, menurunkan tekanan darah, hingga memacu produksi kolagen pada kulit.
Sebagai nutrisi esensial yang tidak dapat diproduksi dan disimpan oleh tubuh, vitamin C disarankan untuk dikonsumsi setiap hari sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh.
Bagi orang dewasa, kebutuhan jumlah vitamin C harian ialah sebanyak 65 hingga 90 miligram dengan batas maksimum 2.000 miligram. Dengan memakan dua buah jeruk, kebutuhan vitamin C sudah bisa tercukupi. Apalagi bila ditambah dengan konsumsi buah lain yang kaya vitamin C seperti jambu biji, kiwi, stroberi, pepaya, serta lemon.
Untuk anak-anak, batas maksimum konsumsi harian vitamin C ialah 400 miligram (1-3 tahun), 650 miligram (4-8 tahun), 1.200 miligram (9-13 tahun), serta 1.800 miligram (14-18 tahun).
Sementara kekurangan vitamin C dapat memicu sejumlah risiko kesehatan seperti gusi berdarah, sering infeksi, penyembuhan yang lama, serta anemia, kelebihan vitamin C juga mengundang sejumlah efek samping.
"Vitamin C biasanya aman dikonsumsi bahkan dalam dosis yang tinggi karena kelebihannya akan dibuang melalui urin. Namun, dosis tinggi bisa menyebabkan efek samping ringan," kata Katherine Zeratsky, R.D., L.D, ahli diet bersertifikat dari American Dietetic Association, mengutip Mayo Clinic.
Efek samping ringan yang mungkin timbul akibat mengonsumsi vitamin C lebih dari batas maksimum ialah diare, mual, keram perut, kembung, dan gangguan pencernaan lain yang membuat perut tidak nyaman.
Namun, bila 'overdosis' vitamin C berlangsung dalam jangka waktu lama, efek samping yang lebih parah kemungkinan bisa terjadi, lanjut Zeratsky. Beberapa risiko kelebihan vitamin C dalam jangka panjang antara lain:
Batu ginjal
Studi kasus dalam jurnal Kidney International melaporkan bahwa seorang wanita ditemukan menderita batu ginjal setelah mengonsumsi 4.000 miligram atau lebih vitamin C setiap hari selama 4 bulan. Peneliti mengatakan, terlalu banyak suplemen vitamin C dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan senyawa oksalat dan asam urat dalam urin mereka. Senyawa ini bisa memicu pembentukan batu ginjal.
Nutrisi tak seimbang
Asupan vitamin C yang berlebihan juga dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses nutrisi lain. Misalnya, vitamin C dapat mengurangi kadar vitamin B-12 dan tembaga dalam tubuh. Vitamin C juga dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga jumlahnya berlebihan.
Osteofit
Menurut Arthritis Foundation, kekurangan vitamin dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap rheumatoid arthritis, kondisi persendian yang menyakitkan. Namun, kelebihan vitamin C juga meningkatkan risiko osteofit atau bone spur, benjolan tulang yang tumbuh di sekitar sendi atau pada tulang yang menyebabkan rasa nyeri.
Agar risiko kebanyakan vitamin C tidak terjadi, itulah mengapa vitamin C perlu dikonsumsi dalam jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, atau sesuai dengan rekomendasi dokter bila diperlukan asupan yang lebih banyak.
"Pilihan makan sehat menyediakan vitamin C dalam jumlah yang cukup," imbuh Zeratsky.
Sebagai nutrisi esensial yang tidak dapat diproduksi dan disimpan oleh tubuh, vitamin C disarankan untuk dikonsumsi setiap hari sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh.
Bagi orang dewasa, kebutuhan jumlah vitamin C harian ialah sebanyak 65 hingga 90 miligram dengan batas maksimum 2.000 miligram. Dengan memakan dua buah jeruk, kebutuhan vitamin C sudah bisa tercukupi. Apalagi bila ditambah dengan konsumsi buah lain yang kaya vitamin C seperti jambu biji, kiwi, stroberi, pepaya, serta lemon.
Untuk anak-anak, batas maksimum konsumsi harian vitamin C ialah 400 miligram (1-3 tahun), 650 miligram (4-8 tahun), 1.200 miligram (9-13 tahun), serta 1.800 miligram (14-18 tahun).
Sementara kekurangan vitamin C dapat memicu sejumlah risiko kesehatan seperti gusi berdarah, sering infeksi, penyembuhan yang lama, serta anemia, kelebihan vitamin C juga mengundang sejumlah efek samping.
"Vitamin C biasanya aman dikonsumsi bahkan dalam dosis yang tinggi karena kelebihannya akan dibuang melalui urin. Namun, dosis tinggi bisa menyebabkan efek samping ringan," kata Katherine Zeratsky, R.D., L.D, ahli diet bersertifikat dari American Dietetic Association, mengutip Mayo Clinic.
Efek samping ringan yang mungkin timbul akibat mengonsumsi vitamin C lebih dari batas maksimum ialah diare, mual, keram perut, kembung, dan gangguan pencernaan lain yang membuat perut tidak nyaman.
Namun, bila 'overdosis' vitamin C berlangsung dalam jangka waktu lama, efek samping yang lebih parah kemungkinan bisa terjadi, lanjut Zeratsky. Beberapa risiko kelebihan vitamin C dalam jangka panjang antara lain:
Batu ginjal
Studi kasus dalam jurnal Kidney International melaporkan bahwa seorang wanita ditemukan menderita batu ginjal setelah mengonsumsi 4.000 miligram atau lebih vitamin C setiap hari selama 4 bulan. Peneliti mengatakan, terlalu banyak suplemen vitamin C dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan senyawa oksalat dan asam urat dalam urin mereka. Senyawa ini bisa memicu pembentukan batu ginjal.
Nutrisi tak seimbang
Asupan vitamin C yang berlebihan juga dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses nutrisi lain. Misalnya, vitamin C dapat mengurangi kadar vitamin B-12 dan tembaga dalam tubuh. Vitamin C juga dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga jumlahnya berlebihan.
Osteofit
Menurut Arthritis Foundation, kekurangan vitamin dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap rheumatoid arthritis, kondisi persendian yang menyakitkan. Namun, kelebihan vitamin C juga meningkatkan risiko osteofit atau bone spur, benjolan tulang yang tumbuh di sekitar sendi atau pada tulang yang menyebabkan rasa nyeri.
Agar risiko kebanyakan vitamin C tidak terjadi, itulah mengapa vitamin C perlu dikonsumsi dalam jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, atau sesuai dengan rekomendasi dokter bila diperlukan asupan yang lebih banyak.
"Pilihan makan sehat menyediakan vitamin C dalam jumlah yang cukup," imbuh Zeratsky.
Komentar
Posting Komentar