Polusi menjadi hal yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Terlebih lagi setelah Jakarta disebut sebagai kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. Perhatian masyarakat dan pemerintah untuk memerangi polusi pun terus ditingkatkan.
Namun tahukah Anda bahwa sebuah penelitian menyatakan bahwa orang yang tumbuh di daerah dengan kualitas udara yang buruk memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami depresi dan gangguan bipolar seperti dilansir dari Independent.
Penelitian di Amerika dan Denmark
Berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di University of Chicago, ditemukan hubungan antara kualitas udara dan kesehatan yang buruk. Data populasi yang diambil adalah dari Amerika Serikat dan Denmark, menggunakan data dari asuransi kesehatan Amerika yang mencapai 151 juta orang.

Terus dikaji
Dr Daniel Maughan, rekanan pendaftar di Royal College of Psychiatrists, mengatakan bahwa penelitian ini dibangun atas ‘semakin banyak bukti’ dari hubungan antara polusi udara dan kejadian penyakit mental. Ia menyebut bahwa sementara penelitian belum menunjukkan bahwa polusi udara menyebabkan penyakit mental, namun menunjukkan ‘hubungan yang kuat’ antara paparan awal dan peningkatan risiko kejadian penyakit mental.
Meski begitu, World Health Organisation (WHO) memperkirakan bahwa polusi membunuh 7 juta orang setiap tahun, setara dengan 13 kematian setiap menit. Angka tersebut lebih dari total gabungan kematian karena perang, pembunuhan, TBC, HIV, AIDS, dan malaria.
Namun tahukah Anda bahwa sebuah penelitian menyatakan bahwa orang yang tumbuh di daerah dengan kualitas udara yang buruk memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami depresi dan gangguan bipolar seperti dilansir dari Independent.
Penelitian di Amerika dan Denmark
Berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di University of Chicago, ditemukan hubungan antara kualitas udara dan kesehatan yang buruk. Data populasi yang diambil adalah dari Amerika Serikat dan Denmark, menggunakan data dari asuransi kesehatan Amerika yang mencapai 151 juta orang.

Terus dikaji
Dr Daniel Maughan, rekanan pendaftar di Royal College of Psychiatrists, mengatakan bahwa penelitian ini dibangun atas ‘semakin banyak bukti’ dari hubungan antara polusi udara dan kejadian penyakit mental. Ia menyebut bahwa sementara penelitian belum menunjukkan bahwa polusi udara menyebabkan penyakit mental, namun menunjukkan ‘hubungan yang kuat’ antara paparan awal dan peningkatan risiko kejadian penyakit mental.
Meski begitu, World Health Organisation (WHO) memperkirakan bahwa polusi membunuh 7 juta orang setiap tahun, setara dengan 13 kematian setiap menit. Angka tersebut lebih dari total gabungan kematian karena perang, pembunuhan, TBC, HIV, AIDS, dan malaria.
Komentar
Posting Komentar