Langsung ke konten utama

Diajak Berantas Terorisme, Komnas HAM: Dalam Kapasitas Apa TNI Ajak Kami?

Diajak Berantas Terorisme, Komnas HAM: Dalam Kapasitas Apa TNI Ajak Kami?

TNI mengajak Komnas HAM untuk bersama-sama dalam penanggulangan teroris. Namun, menurut Komnas HAM TNI tidak memiliki kepentingan dalam mengajak Komnas HAM karena penanggulangan terorisme itu masuk pada ranah pidana.

"Kalau mau ajak Komnas, dalam kapasitas apa TNI ajak Komnas? Ya karena Komnas berprinsip dalam negara hukum, kita harus jelas siapa yang bertugas melakukan penegakan hukum, siapa yang urusan penegakan hukum," Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM Sandrayati Moniaga saat dihubungi, Jumat (9/8/2019) malam.

Sandra menjelaskan alasan Komnas HAM meminta presiden tidak menandatangani draf Perpres agar TNI tidak dilibatkan dalam penanganan terorisme. Alasannya, itu masuk ke ranah pidana khusus, di mana ranah pidana itu ditangani oleh kepolisian.

TNI, kata Sandra, punya tugas tersendiri dalam undang-undang. Dia mengatakan tugas TNI adalah menjaga keamanan negara, bukan dalam penegakan hukum.

"Jadi alasan Komnas menolak itu kan karena kita konsisten dengan konstitusi, bahwa di negara, di mana supermasi hukum menjadi basis, artinya kita harus konsisten urusan pidana itu adalah urusan polisi," katanya.

"TNI itu datang kalau benar-benar diminta oleh polisi. Kan gini, dugaan terorisme kan harus dibuktikan. Prinsip asas praduga tak bersalah harus ada, nah di dalam konteks ini TNI kan nggak ada itu. TNI kan berdasarkan undang-undang mereka sendiri tanggung jawabnya ada di menjaga keamanan negara kan. Jadi bukan untuk penegakan hukum," lanjutnya.

Dia juga menyebut Komnas HAM turut mengawasi penegakan hukum yang dilakukan oleh Kepolisian. Menurutnya, yang lebih tepat mengajak Komnas HAM ikut serta dalam pemberantasan terorisme adalah Polri.

"Soal HAM di dalam konteks penegakan hukum itu kan tanggung jawab polisi, kami polisi pun kami awasi terus kan, kalau TNI urusan teroris dalam kapasitas apa? Jadi kalau mau, dia tidak yang bisa mengajak Komnas, (yang pantas mengajak) itu adalah Polri untuk memberantas terorisme. Kalau polisi sudah sampai meminta keterlibatan dari TNI baru TNI bisa mengajak semua pihak dan Komnas diajak atau tidak diajak, ya pasti harus ikut mengawasi," tegasnya.

Seperti diketahui, Komnas HAM bersurat kepada Presiden Jokowi untuk tidak menandatangani draf perpres TNI agar tidak dilibatkan dalam penanganan terorisme. TNI, melalui Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi menjelaskan dengan Perpres itu, TNI yang secara struktural memiliki kemampuan penanggulangan terorisme, dapat dikerahkan secara legal oleh pemerintah dengan batas-batas hukum positif yang berlaku dalam sistem penanggulangan terorisme.

Sisriadi kemudian mengajak Komnas HAM untuk ikut dalam penanggulangan terorisme.

"Tentu akan lebih baik manakala Komnas HAM sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat berkiprah lebih banyak dalam penanggulangan terorisme, seiring dengan perannya dalam menjamin dihormatinya hak asasi manusia," ucap Sisriadi saat dihubungi, Kamis (8/8).

"Tunjukkan mana yang jadi potensi pelanggaran HAM. Bagaimana langkah penanganan terorisme yang berdasarkan HAM. Kita tidak antipati pada HAM, kita malah hormati HAM. Zaman Pak Munir, kita sering diberi pelajaran soal HAM dari Pak Munir. Komnas HAM semestinya menunjukkan kepada kita bagaimana memasukkan HAM dalam klausul operasi. Bukan malah memikirkan hak asasi teroris," tambah Sisriadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagi, Perawat di Jerman Diduga Terlibat Pembunuhan Berantai Pasien

Setelah Niels Hoegel (41), mantan perawat di Jerman yang membunuh 85 pasiennya divonis penjara seumur hidup, kini jaksa di Jerman kembali menangani kasus serupa. Ada seorang perawat pria yang diduga membunuh banyak pasien. Dilansir dari AFP, Sabtu (31/8/2019), berdasar laporan di media lokal, jaksa penuntut negara di Saarbruecken mengonfirmasi bahwa tersangka, yang diidentifikasi sebagai B, sedang diproses atas lima tuduhan pembunuhan dan dua tuduhan percobaan pembunuhan. Jaksa penuntut mengatakan bahwa B ditangkap pada Juni 2016. Dia ditangkap saat menyamar sebagai dokter dalam upaya untuk mendapatkan akses ke pasien di unit perawatan intensif rumah sakit di Homburg , wilayah dekat perbatasan Prancis. Saat itu, dia bekerja di rumah sakit sebagai perawat hanya selama enam minggu. Namun, dirinya sudah menjadi subjek investigasi internal karena diduga memberikan obat-obatan yang tidak diresepkan. Pria 27 tahun itu sekarang diduga melakukan sejumlah pembunuhan antara Maret 2015...

Abash Terlihat Lelah saat Foto Bareng, Lucinta Luna: Abis 3 Ronde! Dibalas Warganet Gila ya Ini Orang

Kisah asmara  Lucinta Luna  dan  Abash   memang kerap menjadi buah bibir warganet di dunia maya. Seperti potret foto yang baru-baru ini diunggah Lucinta di- feed  Instagramnya. Dari foto tersebut diketahui Lucinta Luna dan pacarnya Abash sedang menikmati jamuan di sebuah restoran mewah. Tak sendiri, mereka juga tampak ditemani salah satu sahabatnya. Sayangnya, banyak warganet justru gagal fokus dengan ekspresi yang ditampilkan Abash. Ini lantaran, kekasih Lucinta Luna terlihat sangat lelah. Seolah menjawab penasaran warganet, Lucinta Luna pun langsung memberikan penjelasan. "Quality time @pranataputri_pranas. Sayangku @a13ash mukanya kelelahan yaa abis 3 ronde,"  ungkap Lucinta Luna. Pengakuan penyanyi lagu  Jom Jom Manjalita  itu tentu langsung diserbu komentar warganet. Selain itu, tak sedikit warganet yang justru tambah penasaran atas ungkapan Lucinta Luna. "Wedang ronde kali ah," ...

Yuk di Simak 5 Fakta Unik Mobil Dari yang Ada 30Ribu Bagian Mobil Hingga Kapan Pertama Kali Tabrakan Mobli Terjadi

Pengetahuan soal  mobil  tidak melulu berkaitan dengan teknis. Hal-hal menarik seperti  fakta unik , malah sering jadi bahasan menarik. Seperti 5 Fakta unik tentang mobil, yang bikin kamut terlihat cerdas ini. 1. Parkir Mobil Seperti dilansir  CarBuzz , 95 persen kehidupan mobil adalah di tempat parkir, lho. Meskipun kita sering terjebak di tengah kemacetan, mobil lebih banyak menghabiskan waktunya dengan terparkir. 2. Penemu Cruise Control Ternyata Tunanetra Faktanya, penemu fitur cruise control yang jamak ditemui di mobil-mobil keluaran terbaru, adalah seorang tunanetra bernama Ralph Teetor. Pria asal Amerika Serikat itu mengalami tunanetra sejak usia 5 tahun. Penemuan Ralph bermula ketika ia sedang bepergian bersama pengacara pribadinya. Lulusan teknik mesin di University of Pennsylvania ini merasa terganggu ketika mobil berjalan dalam kecepatan yang tidak stabil, dan dari situlah ia menciptakan perangkat kontrol kecepatan yang ktia kenal dengan ...